Anime Pop-Up Store: Ada Sketsa Seharga Setengah Milyar Lebih!

Tak sengaja, sewaktu berjalan di Orchard semalam, melihat ada pop-up store yang bertema Jejepangan.

Japanese Anime & Manuscript Pop-Up Store ini berlangsung hingga tanggal 3 Januari 2024 saja. Lokasinya di depan pintu masuk Midpoint Orchard, Singapura. Gampang banget untuk ditemukan.

Mereka menampilkan cuplikan dari film-film anime Jepang, seperti One Piece, Detective Conan, Doraemon dan banyak lainnya. Mungkin ada sekitar 100-an cuplikan anime dan juga poster dari film anime yang dipajang di sini. Kamu pun boleh membawanya pulang dengan catatan, jika mampu.

Saya sempat kaget, harganya memang bukan main-main. Untuk sketsa dari One Piece yang belum diwarnai saja, dipatok harga S$950 atau sekitar 11 juta rupiah. Belum diwarnai, Bung!! Ada sketsa dari Dragon Ball GT yang juga sangat bagus, minim warna tapi tegas berkarakter, dipatok harga S$ 2,500 atau seharga hampir 30 juta rupiah. 

Yang paling mahal adalah sketsa dari Kiki’s Delivery Service seharga S$ 49,750 atau setengah milyar rupiah lebih. Sultan! Lalu juga ada sketsa dari The Princes Mononoke, yang memang detilnya bagus banget dan figuranya juga premium, dipatok harga S$ 45,820 atau sekitar 530 juta rupiah saja.

Sebagai rakyat jelata, saya hanya bisa mengagumi satu per satu karya visual yang ada disini. Favorit saya adalah Conan Edogawa dari Detective Conan seharga S$ 500 atau sekitar hampir Rp. 6 juta rupiah dan juga Shizuka dari Doraemon seharga S$ 380 atau 4,5 juta rupiah saja.

Karya seni gambar atau anime dari Jepang memang bernilai tinggi. Hak Intelektual / IP (Intellectual Property) mereka menjadi berlipat-lipat setelah filmnya juga sukses. Buat yang menggemari film anime dan juga karakternya, pasti ini akan menjadi koleksi yang sangat diburu. Bisa juga menjadi memorabilia dari nostalgia semasa menonton film anime tersebut. Dan tentunya memiliki karya ini akan menjadi prestise tersendiri.

Related Posts

Bergaya dengan Kimono di kota Kyoto – Edisi Foto Keluarga

Kumpulan foto keluarga ketika jalan-jalan di Kota Kyoto, Jepang dengan menggunakan busana tradisional Kimono.