Mencermati Bisnis Model Musik Digital 2013

bisnis model musik digital

Tahun 2012 berakhir, mari kita cermati bisnis model musik digital agar tahun 2013 lebih baik lagi dari sekarang. Kenyataannya, sudah ada lebih dari 500 layanan musik digital yang menyediakan setidaknya 20 juta katalog lagu untuk dikonsumsi secara resmi oleh penduduk dunia. Laporan IFPI Digital Music Report 2012 menegaskan hal ini.

“Jumlah penikmat musik semakin meluas keseluruh dunia, terimakasih atas kehebatan teknologi internet. Artis yang tadinya sulit mendistribusikan musiknya, dengan adanya internet dapat memanfaatkannya untuk menjangkau fans lebih luas,” begitu kiranya paparan dari Plácido Domingo, chairman of IFPI, dalam sambutannya.

Layanan musik meskipun mendapat banyak tantangan saat awal tahun 2012 namun mereka tetap optimis dan menunjukkan posisi yang kuat ditengah para penikmat musik. Keuntungan dari digital musik yang dihasilkan perusahaan rekaman naik sekitar 8% pada 2011 atau sekitar US$ 5.2 milyar. Jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya naik 5% maka kenaikan tahun ini sangatlah bagus. Disini gue melihat ada dua tipe layanan musik yaitu layanan musik download dan streaming dengan bentuk penawaran berlangganan, A-La Carte, dan bundling dengan operator atau handset. Semua itu mendapat perhatian dari para penikmat musik untuk mendapatkan musik secara cepat dan nyaman. Dengan cara marketing yang agresif seperti potongan harga membuat layanan musik dengan mudah merambah hingga pasar di negara berkembang seperti Asia, Timur Tengah hingga Afrika.

Agresi iTunes di tahun 2012 yang kini dapat diakses di lebih dari 100 negara juga membawa dampak positif bagi bisnis musik digital. Jika diingat kembali saat tahun 2011, layanan musik hanya tersedia di sekitar 23 negara, kini sudah banyak negara yang dapat menikmati musik lewat digital download/streaming. Selain iTunes, layanan musik 7Digital juga berekspansi untuk melayani 37 negara di seluruh dunia. Spotify, WiMP dan Deezer juga agresif mengincar pasar-pasar musik yang potensial untuk dijamah. Prestasi Nokia Music yang di download satu juta lagu per harinya di India dapat dilihat sebagai potensi pada pasar musik digital.

Namun beberapa orang menilai kehadiran teknologi musik digital ini berdampak kurang baik bagi rilisan album. Tren kebanyakan konsumen musik digital lebih menyukai mengkonsumsi musik secara eceran atau single. Apalagi dengan adanya YouTube sebagai discovery platform yang digunakan oleh kebanyakan fans musik menemukan lagu-lagu yang baru atau lagu-lagu yang menarik bagi mereka. Meski begitu, layanan-layanan musik memberikan harga kompetitif untuk album ketimbang single sehingga para konsumen musik mempunya pilihan dan dapat menilai value for money.

Meskipun penting untuk memiliki rilisan album baik secara fisik maupun digital tetapi dengan kemudahan tiap orang dapat membuat musik dan menjualnya di internet membuat kompetisi semakin memanas dikalangan musisi. Fans musik menginginkan musisi pujaannya dapat hadir secara konsisten namun bukan berarti tiap bulan rilis lagu baru. Keterhubungan emosional secara digital juga penting , social media menjadi alat penting untuk menjaga keterhubungan ini. Interaksi melalui kata-kata lewat update Twitter atau juga Facebook menjadi berarti ketimbang menjadikan social media semata sebagai tempat jualan. YouTube menjadi suatu yang penting untuk membangun kedekatan melalui indra visual, walau musik kebanyakan indra audio yang dominan. Dan ketersedian lagu di layanan musik yang resmi yang dapat memberikan musisi keuntungan (dan bantuan finansial) menjadi titik klimaks dari perjalanan fans musik di ranah digital.

Untuk mendownload laporan IFPI Digital Music Report 2012 silahkan klik disini.

Related Posts

Playlist: Laidback Remedy

Picture yourself sinking into a cozy couch, sipping your favorite drink, as the sultry sounds...

Debut MV “apa arti sahabat sejati” Libatkan Artis Dwarfisme

Memasuki tahun 2024, Widasroom baru-baru ini merilis karya terbarunya dalam bentuk music video (MV). Ia...