Seperti yang tertulis di media Suara Pembaruan, 6 Sept 09
Upaya untuk bisa eksis di dunia musik tak melulu mengandalkan promosi secara besar-besaran yang menghabiskan dana puluhan hingga ratusan juta rupiah. Setidaknya, itu yang dilakukan Everybody Loves Irene (ELI). Band beraliran organic trip hop ini lebih mengandalkan komunikasi dan promosi secara online di Internet.
Menurut Widi Asmoro, Strategic and Business Affair ELI, awalnya band yang ditanganinya itu menggunakan situs MySpace pada tahun 2000-an.
“Saat itu, namanya social networking masih belum booming. Untuk meng-update situs MySpace ini, kami pun harus merogoh kocek dan nginep di warnet. Karena kami sadar bener, MySpace ini bukan sekadar etalase toko, tapi harus dipromosikan ke orang-orang untuk datang berkunjung dan mendengarkan lagu kami di MySpace,” tuturnya.
Berkat MySpace, lagu karya ELI pun didengar sampai Eropa dan Jepang. Mereka pun berkesempatan menjadi wakil Indonesia yang pertama tampil di festival Baybeats 2007 di Esplanade Singapura. Tahun 2009, mereka mendapatkan penghargaan Asia Voice Independent Music Award (AVIMA) untuk kategori Best Moody-Melancholy Masterpiece dan nominasi Best Female Vocal serta Best Dance Band dari situs www.voize.my. Mereka juga mendapat undangan tampil di Esplanade Singapura dan di tiga kota di Filipina sebagai wakil Indonesia untuk Festival band Indie se-Asia.
Tak hanya musik, promosi pun mereka lakukan dengan berbagai terobosan yang membuahkan sukses. Mereka memberi kesempatan kepada penikmat musik untuk bisa men-download single mereka yang berjudul Rindu secara online maupun offline. Kemudian, mereka menggunakanan mekanisme viral dengan e-card atau aplikasi Facebook. Mereka juga memiliki situs resmi www.everybodylovesirene.com.
“Untuk offline-nya, kami gunakan mekanisme bluecasting. Ini adalah mekanisme menyebarkan fail (file) menggunakan Bluetooth. Jadi pas kami promo lagu baru ini, kami mempersilakan penonton yang ada di situ mengeluarkan telepon selulernya dan mengaktifkan fasilitas Bluetooth-nya. Kami akan kirimkan lagu baru kami langsung dari atas panggung!” papar Widi.
Terobosan-terobosan ini tentu saja disambut meriah oleh masyarakat. Animo masyarakat pun meningkat, hingga, lanjut Widi, situs ELI dikunjungi 85.000 pengunjung ile)per hari. Dari sini, awareness masyarakat tentang ELI di pasar lokal pun jadi meningkat. Tawaran untuk manggung berdatangan.Tak heran, jika kemudian pemasukan pun bertambah.
Menurut Widi, untuk mendapat pemasukan, mereka mengandalkan jualan digital di iTunes dan juga kerja sama dengan Content Provider lokal untuk ring back tone (RBT). Selain itu, tentu saja honor dari berbagai konser dan penjualan album serta merchandise.
[D-10/ISW/N-5]
[…] Dengan band Everybody Loves Irene gue pernah menerapkan strategi mobile marketing. Saat itu kami memanfaatkan teknologi bluecasting dengan bluetooth untuk menyebarkan lagu terbaru kami saat kami sedang diatas panggung. Aksi ini disambut positif dari koran Suara Pembaruan http://widiasmoro.web.id/?p=190. […]
saya binggung mau bawak ke mana lagu saya uda betahun tahun di pendam