Morrissey meskipun lagendaris tetapi tidak cukup untuk membuat sungkan label rekamannya mendepak keluar. Album World Peace Is None Of Your Business yang baru aja lalu dirilis Harvest/Capitol Records tidak cukup membuat hubungan artis dan label rekaman ini berlangsung terus. Lewat blog resminya, Morrissey mengungkapkan sedang mencari label baru. Apa yang kita bisa pelajari dari sini?
Hubungan Benci Dan Cinta
Mau itu label rekaman, manajer, publisis, kru, klien, eo atau siapapun yang ada dibalik karir seorang musisi adalah rekan kerja. Menurut gue bisnis itu hubungan personal. Nggak ada tuh yang namanya hubungan bisnis ya sebatas bisnis karena pada dasarnya ketika kita melakukan bisnis kita melakukannya dengan orang atau manusia. Biarpun partner kerja kita itu adalah perusahaan besar, tetep aja hubungannya ke personal atau orang yang bekerja di perusahaan itu.
Begitu juga di industri musik. Kesepakatan bisnis yang dilakukan pasti melibatkan hubungan personal. Kadang ada emosional dan drama ikut menjadi bumbu penyedap terjadinya kesepakatan tersebut. Sudah kayak pacaran aja bisa-bisa. Nanti ada suka nanti ada cemburu. Apalagi kalau denger atau melihat kita lain lagi akrab sama partner lain.
Naik turunnya hubungan emosional dengan partner itu ada baiknya jika dari awal dilandasi dengan adanya kepercayaan. Gue kayak konsultan percintaan aja nih nulisnya. Tapi bener lho. Kita sebagai musisi musti percaya dengan apa yang partner kita dalam hal ini label lakukan. Ujung-ujungnya nanti kan bertujuan untuk kebaikan bersama.
Sebagai contoh gue kerap mendengar keluhan musisi yang merasa single nya kurang dipromokan oleh label mereka dan menganggap label tersebut hanya memilih musisi kesayangannya saja untuk diperhatikan. Di lain sisi, bisa saja label menunggu waktu yang tepat untuk mendorong promosi singlenya agar lebih efektif. Nggak sedikit label yang sangat penuh perencanaan dalam promosi. Yah kalau diilustrasikan sih kayak begini, single religi biasanya difokuskan pas bulan puasa. Diluar bulan itu biasanya label menahan diri untuk rilis single religi. Yang penting harus percaya bahwa kelak singlenya akan dipromokan. Percaya!
Kesepakatan Kerja
Saat menegosiasikan kesepakatan-kesepakatan dengan partner bisnis, nggak ada salahnya untuk kritis. Banyak bertanya bukan berarti nggak percaya. Tetapi asumsi-asumsi itu kadang yang bikin menyesatkan kalau nggak ditanya. Dan yang lebih penting lagi adalah semua kesepakatan tadi haruslah dituangkan dalam bentuk kontrak kerja. Kalau perlu sebagai tradisi kita orang Indonesia, tempel meterai!
Kesepakatan yang dikuatkan dengan kontrak tertulis akan melindungi kita dari kesalah pahaman di masa mendatang. Angka kontraknya (fee-nya) memang penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah apa pekerjaan yang harus dilakukan dan jangan dilakukan musti diinget. Jangan sampai langkah-langkah kita malah jadi merugikan.
Kesepakatan ini kadang memang sering mengecohkan. Seperti contoh, sebagai brand ambassador dari produk kesehatan A, musisi ini harus tampak selalu sehat dan bugar serta menjadi simbol dari hidup sehat. Lalu tawaran manggung event internasional yang ternyata disponsorin produk rokok B sudah diteken dari semenjak tahun lalu. Nah kan jadinya bagaimana mungkin simbol hidup sehat bisa tampil diacara yang sponsornya rokok? Kalau sudah begini bagaimana menyikapinya adalah dengan baik-baik membaca kontrak dan juga berdiskusi dengan partner tersayang.
Terus Berjuang!
Kalau memang sudah tidak sejalan yah apa boleh buat memang harus berpisah. Tetapi pertunjukkan bukan berarti usai. Karir bermusik masih bisa berlanjut koq. Partner nggak hanya satu masih ada partner lain yang mungkin bisa cocok dengan kita. Tapi ingat, jangan sampai hubungan rusak karena hubungan di industri musik ini orangnya “elo-lagi-elo-lagi”.
Banyaknya alternatif untuk tetap di bisnis musik merupakan peluang yang patut diperjuangkan. Misalkan saja begini, lagunya nggak bisa diputar di stasiun radio FM karena formatnya berbeda bisa disiasati dengan menggunakan radio online/streaming kayak MixRadio, Deezer ataupun Guvera. Mereka memungkinkan pendengarnya untuk memilih lagu sendiri atau malahan kita bisa bikin playlist untuk fans kita dengan memasukkan lagu kita disitu. Nah kalau belum punya fans, bangun jaringan. Toh sosial media kan udah banyak. Buatlah diri kita memiliki value dengan aktif pada satu ‘cause’ atau gerakan. Kolaborasi dengan musisi lain juga memungkinkan untuk mengembangkan jaringan fans yang kita punya.
Morrissey pun sepeninggal dari label nya ini masih aktif mempromosikan album barunya sendiri. Jadwal konser tidak ada yang dibatalkan, setidaknya bukan batal karena gak punya label. Moz terus aktif dan percaya betul nilai dari album yang dirilisnya ini dapat diterima oleh fans nya. Yah mudah-mudahan bisa mampir ke Indonesia lagi yah, Opa Moz!.