Pernahkah kamu membayangkan apa yang kamu punya sekarang ini nggak akan kamu dapatkan lagi besok hari karena tiba-tiba kamu bukan lagi mayoritas? Kamu sedang mendengarkan Widas Podcast!
Pindah ke Singapura membuat saya merasakan betul kenyamanan yang dulu saya rasakan waktu tinggal di Jakarta adalah sebuah keistimewaan. Misalkan, di Jakarta saya dapat dengan mudah menemukan masjid untuk beribadah.
Saya terbuai dengan segala kemudahan tersebut dan tersadar saat memulai merantau di Singapura. Untuk hal yang sepele seperti tempat sholat misalkan. Di Singapura, untuk sholat Jumat di Masjid terdekat dari kantor tetap harus menggunakan taksi untuk sampai kesana. Mushalla pun jarang bisa ditemukan di perkantoran atau tempat belanja. Saya sering menggunakan ruang-ruang meeting yang lagi kosong di kantor.
Pernah suatu ketika, bos saya menanyakan kenapa belum pulang dan saya bilang sedang menunggu waktu Magrib, lalu dia menawarkan untuk menggunakan ruangannya untuk melaksanakan sholat. Saya sempat kaget dan berterima kasih. Tidak menyangka sih saja bakalan ditawarkan tempat buat menunaikan sholat. Dan saya juga tidak menyangka kalau ternyata beliau paham tentang Islam meskipun dari keyakinan yang berbeda.
Dari situ saya belajar dan sampai saat ini terus belajar. Terutama untuk menghargai perbedaan dan memberikan kesempatan yang sama. Kita nggak pernah memilih untuk dilahirkan seperti apa. Tetapi kita dapat memilih untuk menjadi manusia seperti apa. Menjadi manusia yang punya hati atau tidak.
Aksi protes di Amerika akhir-akhir ini juga membuka mata saya bahwa tidak semua orang memiliki peluang yang sama. Mereka dibatasi oleh sesuatu hanya karena mereka bukan bagian dari kelompok atau ras mayoritas. Hak istimewa kelompok mayoritas menekan kelompok minoritas
Mengutip sebuah ayat dalam Al-Qur’an surah Al Hujurat ayat 13,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ – 49:13
O mankind, indeed We have created you from male and female and made you peoples and tribes that you may know one another. Indeed, the most noble of you in the sight of Allah is the most righteous of you. Indeed, Allah is Knowing and Acquainted.
Kurang lebih penafsirannya seperti ini, manusia diciptakan lelaki dan perempuan, serta bersuku-suku dan kelompok adalah supaya saling mengenal satu sama lain karena ini merupakan rencana besar oleh Nya.
Saya pun ingin belajar tentang budaya dari suku, agama atau ras yang lain sebagaimana saya juga membuka diri agar mereka juga bisa belajar dari suku, agama dan ras saya.
Hak istimewa saya bukanlah karena ras, suku, agama ataupun jenis kelamin. Hak istimewa saya adalah saya punya peluang untuk berbuat baik. Dan merupakan kewajiban saya untuk menyuarakan keadilan.
Tolong ingatkan saya yah jika saya pernah berlaku tidak adil. Sampai jumpa di episode Widas Podcast berikutnya.